Jakarta – Presiden Joko Widodo menilai suasana rumah sakit bisa menjadi tanda keberhasilan pemerintah mengatasi problem kesehatan rakyat. Bila rumah sakit semakin ramai oleh pasien berpenyakit, artinya semakin payah pula kinerja pemerintah mengatasi masalah kesehatan.
“Semakin banyak orang masuk puskesmas atau rumah sakit, artinya semakin kami gagal menyelesaikan masalah di bidang kesehatan,” kata Jokowi dalam sambutan pembukaan Rapat Kerja Kesehatan Nasional 2017 di Hotel Bidakara, Jl Jenderal Gatot Subroto, Jakarta, Selasa (28/2/2017).
Indonesia perlu mempersiapkan diri mewujudkan Indonesia Emas 2045. Maka, masalah kesehatan harus ditangani dengan serius. Para kepala dinas kesehatan semua provinsi diperintahkan untuk bergerak aktif.
“Artinya, mengajak masyarakat hidup sehat. Jangan sampai bangga kalau puskesmas atau rumah sakit pasiennya banyak,” ujarnya.
Suatu hari dalam kunjungan kerja ke daerah, Jokowi menjumpai pejabat kesehatan yang bangga telah menangani ribuan orang sakit di rumah sakit. Padahal logika ini sebenarnya terbalik.
“Yang benar adalah kita harus berhasil mengajak masyarakat hidup sehat sehingga puskesmas sepi, rumah sakit sepi. Yang benar begitu, jangan dibalik-balik,” kata Jokowi.
Apalagi kini anggaran kesehatan sudah lebih besar ketimbang tahun sebelumnya. Jokowi menyebut angkanya sekitar Rp 100 triliun, dibagi untuk anggaran Kementerian Kesehatan sekitar Rp 58 triliun, untuk jaminan kesehatan sekitar Rp 25 triliun, dan sisanya dibagikan ke tiap-tiap Dana Alokasi Khusus (DAK).
“Kalau anggaran itu ada, kemudian kita tidak bisa menyelesaikan masalah di lapangan, pasti ada yang keliru,” kata Jokowi.
(aan/fdn)