6 Jurus Bebas Dehidrasi Sepanjang Puasa Ramadan

Liputan6.com, Jakarta Saat puasa di bulan Ramadan, waktu untuk minum air putih memang lebih terbatas. Saat puasa Anda memang harus menahan haus, tapi bukan berarti harus membiarkan tubuh mengalami dehidrasi.

Melansir Emirates247, Jumat (9/6/2017), berikut beberapa trik yang bisa Anda ikuti agar tak kehausan saat puasa Ramadan:
1. Minum setidaknya delapan gelas air setiap hari. Anda bisa mengejar ketinggalan pada malam hari, untuk memastikan jumlah air yang Anda minum mencukupi.

2. Hindari makanan panas dan pedas yang dapat meningkatkan rasa haus saat sahur.

3. Jangan memasukkan terlalu banyak garam dalam makanan. Hindari juga makanan seperti ikan asin atau acar yang dapat meningkatkan kebutuhan tubuh akan cairan.

4. Makan buah-buahan segar dan sayuran yang kaya akan air dan serat. Mereka bertahan lama dalam usus dan bisa mengurangi rasa haus.

5. Minum jus buah segar, dan hindari jus dengan pemanis buatan.

6. Usahakan untuk tidak langsung minum banyak air sekaligus saat makan. Cobalah untuk minum air di antara waktu makan dalam jumlah sedang namun sering.

Penting untuk diperhatikan: Minum air es saat buka puasa tidak akan mengobati rasa haus tapi malah akan menyebabkan pembuluh darah berkontraksi dan menyebabkan gangguan pencernaan. Cobalah minum air dengan suhu ruang atau sedikit dingin.

Ternyata, Satu Bahan Makanan Ini Bisa Suburkan Kanker di Tubuh

Liputan6.com, Jakarta Kanker menjadi salah satu penyakit yang hadir karena gaya hidup yang salah. Namun tahukah Anda, satu bahan makanan ini ternyata mampu memberi makan sel kanker dalam tubuh? Penelitian ini mengungkapkan hal yang mengejutkan dalam pertumbuhan kanker, seperti yang dirilis oleh nbcnews.com, Kamis (8/6/2017).

Peneliti dari University of Texas, Lorenzo Cohen mengungkapkan ada satu bahan makanan yang bisa suburkan kanker dalam tubuh. Bahan makanan itu adalah gula, yang sangat umum digunakan dalam setiap masakan di seluruh dunia. Lalu gula manakah yang dapat mempercepat pertumbuhan kanker?

“Dari penelitian, terlihat fruktosa memegang peranan penting dalam proses pembesaran dibanding dengan glukosa. Fruktosa juga menunjukkan peranan penting dalam pertumbuhan tumor,” ungkap Cohen.

Penelitian ini sendiri menggunakan tikus yang sudah beresiko 30 persen menderita kanker payudara. Setelah itu, tikus ini diberikan asupan gula sebanyak standar orang Amerika dalam sehari, yaitu sekitar 36 gram. Namun gula yang diberikan memiliki perbedaan antara bagian glukosa dan sukrosa.

Hasilnya cukup mengejutkan, karena setelah tikus berumur 6 tahun, kanker payudara yang diprediksi ternyata terjadi. Tikus yang diberi konsumsi fruktosa berlebih ternyata memiliki tumor dengan ukuran yang lebih besar. Tentunya penelitian ini tidak dapat menggambarkan apa yang sebenarnya terjadi dalam tubuh manusia.

“Kita butuh glukosa, kita butuh gula. Gula sendiri merupakan sumber energi yang dibutuhkan untuk hidup. Namun yang menjadi penyebab utamanya adalah konsumsi gula yang berlebihan,” ujar Cohlen.

Salah satu cara menghindarinya adalah menerapkan gaya hidup yang sehat, dengan mengontrol konsumsi gula dengan baik. Mengganti gula dengan buah-buahan juga menjadi cara yang baik untuk mencukupi asupan gula. Sehingga resiko kanker nantinya dapat ditekan dengan gaya hidup yang tidak mengonsumsi gula secara berlebihan.

Cara Alami Atasi Kulit Terbakar Sinar Matahari

Liputan6.com, Jakarta. Aktivitas di luar ruangan memang dapat menyebabkan kulit tubuh menjadi menghitam dan terbakar. Selain itu, paparan sinar matahari pun sangat berbahaya karena dapat menyebabkan risiko kanker kulit. Namun Anda tak perlu khawatir, seperti yang dilansir dari Boldsky, Jumat (9/6/2017) berikut ini adalah bahan-bahan alami yang dapat membantu Anda mengatasi kulit terbakar sinar matahari.

1. Gel Lidah buaya
Kandungan 90 persen air yang terdapat di dalam gel lidah buaya dapat membantu menenangkan kulit yang terbakar sinar matahari. Ambil beberapa potong gel lidah buaya dan oleskan pada bagian tubuh yang terbakar. Diamkan beberapa menit dan bilas dengan air dingin.

2. Susu
Protein, lemak, dan vitamin yang terdapat dalam susu yang bisa membantu untuk menambah produksi kolagen sekaligus menenangkan kulit Anda. Ambil sedikit susu cair dan tambahkan dengan beberapa buah es batu. Kemudian, aplikasikan pada seluruh bagian tubuh yang terbakar.

3. Cuka Apel
Menggunakan cuka apel adalah salah satu metode penting yang dapat membantu secara efektif mengobati kulit rusak akibat sinar matahari. Ambil setengah cangkir cuka apel dan campurkan dengan setengah cangkir air. Campurkan bahan dan terapkan pada kulit yang terbakar. Tunggulah beberapa menit dan cuci dengan air.

4. Baking Soda
Menggunakan baking soda pada kulit dapat membantu penyembuhan luka bakar lebih cepat akibat sinar matahari. Ambil setengah sendok baking soda dan campurkan dengan air dingin. Campurkan bahan dan terapkan pada daerah yang terbakar sinar matahari. Cuci setelah 10 menit, ulangi cara ini dua kali dalam satu hari untuk hasil yang lebih maksimal.

5. Teh Hijau

Teh hijau memiliki kandungan antioksidan tinggi yang dapat membantu untuk mengobati daerah yang terbakar sinar matahari dengan mudah. Seduh teh hijau dengan air panas dan biarkan hingga dingin. Setelah air dingin, terapkan air teh hijau pada kulit yang terbakar sinar matahari.

6. Mentimun
Mentimun mengandung enzim aktif yang dapat membantu menenangkan kulit terbakar sinar matahari. Ambil beberapa potongan mentimun dan gosokkan perlahan pada kulit sambil dipijat lembut. Bilas dengan air dingin.

7. Minyak Kelapa
Minyak kelapa adalah obat yang sangat baik dapat mengatasi kulit rusak akibat sinar matahari. Karena asam laurat yang terdapat dalam minyak kelapa, dapat membantu untuk membalikkan kerusakan pada kulit. Ambil beberapa minyak kelapa dan hangatkan sebentar. Lalu, oleskan pada bagian kulit yang terbakar sambil dipijat lembut.

8. Oatmeal
Oatmeal memiliki sifat anti inflamasi dan antioksidan yang dapat membantu pengelupasan kulit secara alami. Coba campurkan oatmeal dengan yoghurt secukupnya. Terapkan pada bagian kulit yang terbakar sambil dipijat lembut. Kemudian, bilas hingga bersih.

Ine Yulita Sari

Perubahan Pola Menstruasi Setelah Kehamilan

Liputan6.com, Jakarta Setelah kehamilan dan melahirkan, akan terjadi berbagai perubahan pada tubuh wanita. Termasuk juga dengan pola dan periode menstruasi.

Jika menstruasi sebelumnya sangat teratur, datang setiap 28 hari sekali, setelah melahirkan belum tentu siklusnya akan kembali normal.

Dr. Heidi Cough, dokter kandungan dan kebidanan di Saddleback Memorial Medical Center di Kalifornia mengatakan, banyak wanita tidak menstruasi sama sekali saat menyusui. Namun, ini bukanlah sesuatu yang pasti dan sama bagi semuanya. Ada juga wanita yang menstruasinya kembali datang hanya empat minggu setelah melahirkan, bahkan walaupun mereka menyusui.

Sedangkan Dr. Stephanie Wcykoff, dokter kandungan dan kebidanan di Orange Coast Memorial Medical Center di Kalifornia mengatakan, jika seorang wanita tidak menyusui, menstruasinya biasanya akan kembali dalam enam sampai delapan minggu setelah melahirkan.

Cough menambahkan, secara umum biasanya dibutuhkan waktu satu tahun untuk siklus menstruasi wanita kembali seperti pola sebelum kehamilan.

Kabar baiknya: Banyak wanita mengatakan, kram menstruasi mereka jauh berkurang dibanding sebelum kehamilan, ujar Wcykoff.

Sama seperti semua hal lainnya, jika Anda menyadari ada perubahan signifikan pada siklus menstruasi, sebaiknya temui dokter. Menurut Cough, jika pendarahan menstruasi cukup deras sampai memenuhi pembalut setiap satu jam selama dua jam berturut-turun, maka dia harus segera menghubungi dokter kandungannya untuk pemeriksaan lanjutan.

Jika pendarahan deras disertai atau tidak disertai gumpalan darah terjadi dalam enam minggu pertama pascamelahirkan, maka hal ini bisa jadi pendarahan postpartum yang tertunda, ujar Wyckoff.

Hal ini bisa jadi bisa jadi disebabkan oleh penumpukan dari bagian plasenta, tapi bisa juga mengindikasikan adanya infeksi yang tertunda di rahim. Melansir She Knows, Senin (22/5/2017).

Kotornya Uang Kertas Bisa Membahayakan Kesehatan

Liputan6.com, Jakarta Peduli kesehatan anak, orangtua mungkin pernah melarang anaknya yang masih kecil untuk memegang uang. Alasannya karena ada banyak bakteri yang berkumpul di lembaran atau koin uang. Larangan ini tidak salah.

Studi baru yang diterbitkan dalam Frontiers in Microbiology menemukan, uang kertas bisa menjadi tempat berkumpulnya bakteri penyebab penyakit.

Untuk penelitian ini, para peneliti mengumpulkan uang kertas dari 12 rumah sakit dan tiga stasiun bisa di Hong Kong. Uang ini kemudian diusap untuk mengecek, apakah serangga bisa bertahan di kertasnya. Mereka juga mengambil sampel dari tangan orang, udara di stasiun, air minum, dan genangan air.

Setelah menganalisis sampel-sampel di atas, para peneliti menemukan, uang kertas ternyata menyimpan lebih banyak jenis penyakit dari tempat-tempat lain yang diuji di atas.

Bakteri yang menempel di uang kertas juga bukannya bakteri yang tak berbahaya. Sebanyak 36 persen dari semua bakteri yang ada bersifat patogenik, artinya, mereka bisa membuat Anda sakit. Termasuk bakteri E.coli dan Clostridium difficile, dua bakteri yang bisa menyebabkan bakteri dan penyakit serius lain.

Para peneliti juga menemukan, jumlah bakteri yang resisten terhadap antibiotik jauh lebih tinggi pada uang kertas dibanding tempat-tempat lain di atas.

“Singkatnya, uang kertas bekerja bagai medium yang ‘menyerap’ bakteri dari tempat lain. Patogen potensial tumbuh subur di atas permukaan uang kertas,” tulis penulis penelitian, Jun Li, PhD.

Uang kertas bisa terkontaminasi oleh kuman dari udara atau dari permukaan benda. Namun, perilaku tidak higienis dari pemegangnya–seperti tidak mencuci tangan setelah dari toilet, atau batuk ke tangan dan lalu menyentuh uang–memegang peranan penting.

Karena uang terus berpindah tangan, kontaminasi pada uang kertas semakin menumpuk. Jadi, untuk menjaga kesehatan, pastikan Anda selalu mencuci tangan setelah memegang uang, seperti dilansir dari Men’s Health, Senin (22/5/2017).

9 Fakta Kesuburan Pria Harus Tahu

Liputan6.com, Jakarta Ketika berbicara tentang kesuburan, biasanya yang dibayangkan adalah tentang sel telur, rahim, atau bahkan program bayi tabung. Kesuburan pria tidak sesering itu terangkat dalam dialog.

Namun kesuburan pria adalah isu penting yang harus dibicarakan, terutama untuk mereka yang ingin segera berkeluarga. Karena ada banyak hal bisa mempengaruhi kualitas dan jumlah sperma.

Philip Werthmman, M.D., direktur dari Pusat Medis Reproduksi Pria di Los Angeles memaparkan fakta-fakta penting terkait kesuburan pria, melansir Men’s Health, Senin (21/5/2017):

1. PMS adalah faktor besar penyebab masalah kesuburan

Penyakit menular seksual seperti klamidia dan gonore adalah penyebab nomor satu ketidaksuburan pria, jelas Werthman. Jika penyakit ini tak terdiagnosis, infeksinya bisa menyebabkan inflamasi dan penyumbatan.

2. Alumunium bisa pengaruhi sperma

Riset baru yang diterbitkan dalam jurnal Reproductive Toxicology menemukan, konsentrasi alumunium yang lebih tinggi dalam air mani membuat jumlah sperma makin rendah.

3. Suhu panas buruk untuk kejantanan pria

“Panas buruk bagi sperma,” Werthman mengkonfirmasi. “Duduk lama di bak air panas atau sauna bisa menurunkan jumlah sperma kapan saja, mulai dari satu sampai empat bulan.”

4. Kesuburan pria menurun seiring usia

Tidak ada waktu habis masa subur pria seperti pada wanita. Namun tetap saja, seiring pertambahan usia, Werthman mengatakan, akan terjadi penurunan kesuburan.

Walaupun tidak menutup kemungkinan pria masih bisa bereproduksi di usia senja, tetap saja secara umum, tingkat kesuburan mereka sudah menurun.

5. Sperma vegetarian lebih buruk kualitasnya

Walau menjadi vegetarian baik bisa baik untuk tubuh, sayangnya hal ini buruk untuk sperma.

Riset baru dari Loma Linda University Medical School menemukan, pria yang sedikit makan daging mengalami penurunan jumlah sperma secara drastis. Ditambah lagi, hanya sepertiga dari jumlah sperma merekalah yang aktif.

Sperma pria yang makin daging tingkat keaktivannya sampai 60 persen, yang membuatnya lebih mudah membuahi sel telur.

6. Merokok mengancam kesuburan pria

Merokok bisa berbahaya untuk sperma, jelas Werthman. Merokok ganja juga sama buruknya.

Senyawa THC yang ada di rokok bisa masuk ke dalam tempat penyimpanan lemak di tubuh. Studi menunjukkan, hal ini menyebabkan disrupsi hormonal dan membentuk sperma secara abnormal.

7. Antidepresan bisa merusak DNA sperma

Setidaknya satu studi telah menemukan, antidepresan SSRI bisa menyebabkan kerusakan DNA sperma. Hal ini bukan berarti, pria yang mengonsumsi antidepresan SSRI tidak bisa jadi ayah, tapi akan ada risiko genetik yang abnormal.

Untungnya, begitu menghentikan pengobatan ini, sperma kembali normal.

8. Obesitas sangat mempengaruhi kesuburan

“Semakin sehat Anda, semakin sehat juga sperma,” ujar Werthman. Jika indeks massa tubuh pria lebih tinggi dari 35, hal ini akan menandai penurunan jumlah sperma dan kesuburan.

Kabar baiknya, diet dan olahraga bisa meningkatkan kualitas sperma.

9. Laptop juga berisiko terhadap kesuburan

Seperti yang dikatakan Werthman, sauna dan baik air panas bisa berbahaya untuk sperma, begitu juga dengan panas dari laptop.

Dia menyarankan agar pria menghindari kontak langsung dengan laptop. Sebaiknya gunakan papan untuk membatasi laptop dan pangkuan agar bisa mencegah panasnya menyebar.